Stoikisme Adalah Sebuah Obat Ajaib Untuk Si Overthinker

Kali ini saya akan berbincang - bincang mengenai Stoikisme Adalah Sebuah Obat Ajaib Untuk Si Overthinker. Pada dasarnya manusia dapat menaklukan dunia dengan menaklukkan dirinya sendiri. Sebuah kutipan yang saya ambil dari Zeno. Perlu diketahui bahwa Zeno adalah seorang pedagang yang melakukan perjalanan dari pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya untuk Menjual dan membeli barang pada abad ke-3 sebelum masehi. Kegiatan perdagangan ini lantas membuatnya menjadi seorang pedagang kaya raya yang berkelimpahan harta.

Namun suatu ketika dalam perjalanannya menuju Pires kapal yang Zeno naiki kemudian karam. Beruntungnya pada saat itu nyawa zeno dapat selamat dan sampai dipesisir. Sungguh naas karena seluruh barang muatan dan segala kekayaannya habis ditelan lautan kala itu. Bagaimana reaksi Anda ketika mengetahui segala yang Anda miliki lenyap hanya dalam satu malam saja. Pastinya akan merasa sedih, marah, putus asa, atau bahkan ingin mengakhiri hidup saja karena telah kehilangan segalanya yang kita kumpulkan selama ini dengan susah payah.

Karena manusia pada umumnya akan mengalami rasa amarah dan terpuruk luar biasa jika mengalami perubahan dalam kehidupannya secara drastis seperti yang dialami oleh Zeno yang sudah saya ceritakan tadi. Akan tetapi ternyata hal ini tidak berlaku untuk Zeno, sang pendiri filsafat stoicisme abad ke 16 itu. Perasaan terburuk adalah kekacauan pikiran akibat menolak akal dan melawan alam kata zeno dalam perjalanannya bertahan hidup dengan kemiskinan. Saat itu Zeno sering mengunjungi seorang penjual buku di Athena dan di masa inilah dirnya menemukan the Memorabilia Xenophon.

Dan itu adalah sebuah buku yang mengenalkan Zeno dengan Socrates dan filosofinya. Yang dimana pemikiran filsafat Socrates mengenai hakikat dari kehidupan manusia dengan pendekatan rasionalisme dan kajiannya tentang kebahagiaan dan kebajikan telah membuat Zeno terkagum - kagum. Sehingga rasa kagumnya yang begitu besar itu pada Socrates membuatnya ingin mencari tahu lebih dalam lagi. Zeno menanyakan kepada sang penjual Buku kemana dirinya bisa mencari seseorang yang memiliki pemikiran serupa.

Karena saat itu Zeno sangat ingin mempelajari lebih dalam pemikiran dan filosofi seperti yang dianut oleh Socrates tersebut. Lantas penjual buku itu memberitahu Zeno tentang seseorang bernama Crates dari Thebes yaitu seorang filsuf sinisme. Zeno pun kemudian mencari Crates, lalu menjadi murid Crates dan semakin mendalami ilmu filsafat. Zeno kemudian mulai mengajar filsafat di sebuah bangunan dengan tiang besar dan memiliki teras di tengah Afina Yunani. Bangunan ini disebut sebagai Stoa Poikile yang artinya teras berwarna.

Lalu dari sinilah istilah tersebut digunakan yang kemudian disebut Stoicism atau Stoic Philosophy. Dan itulah mengapa di Indonesia sendiri Stoicisme juga dikenal dengan istilah filosofi teras. Yang dimana Stoicisme mempelajari tentang perkembangan logika baik, retorika dan dialektika, fisika, etika, teologi, serta politik. Namun semuanya lebih banyak berfokus pada etika. Salah satu pandangan yang mencolok tentang etika Stoicisme adalah bagaimana manusia memilih sikap hidup dengan menekankan kontrol diri penuh serta hidup pasrah menerima keadaannya di dunia.

Sikap tersebut dianggap sebagai cerminan dari kemampuan logika manusia, dan bahkan menjadi kemampuan tertinggi dari semua hal. Kamu memiliki kekuatan atas apa yang kamu pikirkan bukan peristiwa yang terjadi di luar begitu kata Marcus Aurelius. Dan melalui kutipan ini Marcus Aurelius ingin menyampaikan bahwa kita memiliki kendali penuh atas apa yang kita pikirkan dan hal itulah yang akan menuntun kita menjadi seseorang yang kita inginkan, terlepas dari hal buruk apapun yang terjadi disekitar kita. Jadi, bila kita berhasil memilih mana yang pantas masuk ke pikiran kita dan mana yang tidak pantas maka kita akan mencapai ketenangan hidup.

Marcus aurelius sendiri adalah seorang kaisar yang memimpin ke kaisaran Romawi pada tahun 161-180 sebelum masehi. Beliau memiliki kekuasaan sangat besar namun menggunakan kekuasaannya dengan cara kebaikan dan kebajikan. Bahkan seorang sejarawan terkenal Edward Gibbon menyebutkan bahwa dia adalah Kaisar terakhir dari lima kaisar yang terbaik yang pernah ada. Marcus aurelius juga banyak menulis jurnal perenungan diri, jurnal yang pada awalnya tidak ditujukan untuk dipublikasikan. Jurnal ini bukan sekadar catatan pribadi, namun juga berisi ide-ide stoic dari sudut pandangnya.

Yang dimana jurnal ini membuatnya mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai Siapa dirinya dan dampak apa yang ingin Ia kontribusikan kepada dunia. Lalu jurnal tersebut kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku yang berjudul Meditations. Buku ini merupakan salah satu karya terpenting dalam filosofi Stoikisme yang masih tercatat dengan baik sampai saat ini. Lalu bagaimana menerapkan Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari. Stoicisme secara sederhana mengajarkan kita bagaimana menjaga pikiran dengan tenang dan rasional. Tidak peduli hal buruk Apapun yang terjadi pada diri kita, maka kita tetap akan berfokus pada apa yang dapat kita kendalikan.

Dan tidak khawatir atau memasrahkan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Beberapa ajaran Stoikisme bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya yaitu yang pertama fokus pada hal yang bisa kita kendalikan. "The more we value change our control the last kontrol we have" artinya semakin kita menghargai hal-hal yang ada di luar kendali kita maka semakin sedikit kendali yang kita miliki. Ungkapan tersebut disampaikan oleh Epictetus, dan dalam kalimat itu kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus fokus pada hal yang bisa kita lakukan dan kita kendalikan saja.

Karena tidak akan ada gunanya menghabiskan waktu untuk mengurusi hal-hal yang tidak bisa kita ubah, contohnya kenyataan bahwa seseorang lahir di keluarga yang berkekurangan tentu akan menghabiskan waktu bila dia terus meratapi nasib bahwa dia hanyalah orang miskin dan tak mudah melakukan banyak hal. Mungkin saja karena keterbatasan biaya, daripada berfokus pada kekurangan, lebih baik berfokus pada hal-hal apa yang bisa dilakukan dengan kekuatan yang dimiliki sekarang. Misalnya menjadikan kemiskinan sebagai alasan untuk rajin belajar dan menjadi yang terbaik di sekolah dan kemudian menjadi alasan untuk bekerja keras dan terus meningkatkan skill itu sendiri.

Epictetus sendiri adalah seorang budak yang selama hidupnya sering diperlakukan dengan kasar. Saking sering dirinya dipukuli, sampai Epictetus harus mengalami lumpuh dan pincang. Namun segala penderitaan tersebut tidak membuatnya terpuruk, pengalaman buruk itulah yang justru Epictetus jadikan sebagai pelajaran untuk mengembangkan dan mengajarkan filosofi stoicisme dan membuatnya menjadi salah satu filsuf Yunani yang paling berpengaruh. Epictetus memiliki banyak kumpulan catatan yang kemudian dijadikan sebagai salah satu karya tulis Yunani kuno yang terkenal dan dinamakan Diskursus Epictetus.

Bisa Anda bayangkan sendiri bila seorang Epictetus hanya berfokus pada kenyataan bahwa dia hanyalah seorang budak miskin yang tidak akan pernah bisa melakukan apapun selain menjalani perintah majikannya. Apakah mungkin kita akan membaca namanya dalam sejarah Stoikisme? tentu saja tidak. Yang kedua, Jangan biarkan dirimu menderita karena memikirkan begitu banyak masalah yang sedang terjadi. Seneca adalah seorang negarawan Romawi, sekaligus pengajar sastrawan dan filsuf Stoikisme yang kemudian menjadi penasehat bagi Kaisar Nero.

Dalam menjalankan pemerintahan negara, Seneca pernah mengatakan "People Have saved more often imagination dan in reality" yang artinya banyak orang lebih tersiksa karena imajinasinya dibanding realitanya. Terkadang kita terlalu dalam mengkaji suatu masalah, sehingga mengira-ngira, Siapa yang bersalah, memikirkan Apa pendapat orang lain, dan kita terlalu memikirkan bagaimana jika nanti hal-hal tidak berjalan sesuai rencana yang akhirnya kita tersiksa oleh pikiran kita sendiri. Baik itu masalah yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan akhirnya hidup kita semakin terpuruk dan penuh kesedihan, yang padahal itu bisa jadi hanya ada di pikirkan semuanya serta tidak nyata.

Menurut Epictetus Ketika masalah datang, manusia memiliki dua pilihan, pertama adalah mengubahnya seperti Keinginan kita atau kedua menerimanya dengan lapang dada bahwa begitulah kenyataan yang terjadi. Manakah yang akan Anda pilih? Stoikisme mengajarkan kita untuk menerima kenyataan dan menggunakan hal-hal yang kita miliki dengan sebaik-baiknya serta menerimanya sebagai hal yang terbaik yang harus terjadi dengan bahagia. Ketiga, Buatlah progress setiap hari meskipun hanyaitu adalah langkah kecil.

Seperti kutipan "Well being is realized by small steps, but is truly no small thing" dalam bahasa Indonesia diartikan bahwa kesejahteraan dicapai dengan langkah-langkah kecil tetapi itu sama sekali bukan hal kecil kata Seno. Ketika Anda memiliki satu tujuan atau cita-cita besar, maka Buatlah target-target yang bisa Anda lakukan dalam jangka pendek untuk menuju ke cita-cita besar tersebut. kejarlah terus dan buatlah progress setiap harinya. Maka hal ini bisa membuat Anda memandang cita-citamu lebih realistis dan lebih nyata untuk dicapai. Jangan pernah mengejar kesempurnaan, tapi kejarlah progres dan kembangan sehingga Anda selalu menjadi setingkat lebih baik daripada hari kemarin.

Pertanyaannya, jadi Apakah kesempurnaan itu benar-benar ada? yang keempat pelajari kehidupan dari orang hebat, Jangan menganggap sesuatu tidak mungkin dilakukan hanya karena kamu merasa rendah, tetapi Sadarilah bahwa jika orang lain dapat melakukannya maka kamu juga bisa melakukannya. Kata Marcus aurelius. Yang mana Marcus aurelius selalu mengingatkan kita, bahwa jika kita terus-menerus memiliki pandangan negatif, maka semua yang kita temui akan tampak negatif dan ketika kita berpikir tidak akan bisa melakukan sesuatu. Dan kemungkinan besar kita akan benar-benar tidak bisa melakukannya, maka teruslah belajar dari orang-orang hebat.

Karena apabila mereka bisa melakukannya, maka seharusnya kita juga bisa melakukannya. Kesulitanlah yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat. Yang kelima, utamakan keberanian, kesederhanaan, keadilan, dan kebijaksanaan. Penganut Stoikisme mempercayai empat hal ini, kamu telah melewati hidup tanpa lawan, tidak ada yang pernah tahu apakah kamu mampu bahkan kamu sendiri tidak tahu Kata Seneca. Dunia kadang ingin tahu dimana tempat yang tepat, dan untuk itulah sebabnya ia kadang-kadang mengirimkan situasi sulit pada Anda. Pikirkan bahwa ini bukan sebagai ketidaknyamanan atau bahkan tragedi.

Akan tetapi Tanamkan dalam diri bahwa ini menjadi peluang sebagai pertanyaan untuk jawaban dimana Anda akan berdiri nanti. Tanyakan pada diri Anda sendiri setiap saat Apakah ini perlu kata Marcus aurelius. Lebih lengkap lagi Marcus aurelius berkata bahwa jika kamu mencari ketenangan lakukan lebih sedikit atau lebih tepatnya lakukan apa yang benar-benar penting dengan cara apa yang diperlukan, karena sebagian besar dari apa yang kita katakan dan lakukan tidak penting, jika kamu dapat menghilangkannya, maka kamu akan memiliki lebih banyak waktu dan lebih banyak ketenangan.

Komitmen untuk keadilan dalam tindakanmu sendiri, dimana pikiran dan perbuatan akan menghasilkan kebaikan bersama, dan untuk apa kita dilahirkan kata Marcus aurelius. Karena pada dasarnya manusia tidak dilahirkan untuk dirinya sendiri saja, melainkan manusia diciptakan demi manusia yang lainnya agar mereka dapat saling berbuat baik satu sama lain. Maka kita harus mengikuti alam sebagai panduan untuk mewujudkan kontribusi kita untuk kebaikan bersama. Marcus aurelius berkata bahwa Iman, ketabahan dan kebenaran sangat penting untuk mempertimbangkan Apa artinya bertindak.

Kita diberi dua telinga dan satu mulut untuk sebuah alasan yaitu supaya kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara kata Zeno. Dan lebih lanjut karena kita memiliki dua mata, maka kita berkewajiban untuk membaca dan mengamati lebih banyak daripada berbicara. Stoikisme mengajarkan kita untuk selalu bersikap bijaksana, dimana kita perlu menjadi siswa yang rendah hati dan mencari guru yang hebat. Itulah mengapa kita tak boleh berhenti belajar dan terus berlatih. Kita harus pandai membedakan mana sinyal dan mana noise. Karena pada dasarnya suara bising itu tak perlu dihiraukan.

Yang terakhir hargai waktu Anda, bukan karena waktu kita yang singkat, tapi karena kita telah banyak menyia-nyiakannya kata Seneca. kalimat ini dapat ditemukan dalam buku on the softness of life yang merupakan salah satu buku Seneca. Adapun disisi lain Seneca banyak menuliskan ide-idenya dalam surat-surat yang kemudian dikumpulkannya menjadi salah satu karya terpenting di dalam filosofi Stoikisme. Lalu surat-surat ini dibuat menjadi buku yang berisi pesan dan pelajaran bagaimana menjalani hidup, Bagaimana caranya bersikap menghadapi orang lain, bagaimana caranya menjalani hidup sebaik mungkin, menghadapi segala kesulitan sampai dengan lebih peka terhadap emosi seseorang.

Seneca menghindari penyampaian teori yang rumit dan lebih menyukai penyampaian yang sederhana. Karena Seneca meyakini bahwa filsafat harus mampu memberikan panduan mengenai bagaimana kita menghadapi peristiwa nyata dalam hidup dan banyak orang mengeluhkan betapa sedikitnya waktu yang mereka miliki dalam hidup. Padahal menurut Seneca, kalau hidup ini cukup panjang dan telah diberikan dalam ukuran yang tepat untuk memungkinkan pencapaian hal-hal yang paling besar jika kita dapat menggunakannya dan menginvestasikannya dengan baik.

Akan tetapi ketika waktu disia-siakan dalam kemewahan dan kecerobohan hingga digunakan untuk tujuan yang tidak baik dan kemudian kita mulai menyadari Ada banyak hal penting yang harus kita lakukan, maka kita akan melihat semuanya sudah berlalu. Waktu kita mulai habis, contohnya adalah ketika seseorang memiliki kekayaan begitu banyak, namun terasa tak bernilai dan tak berarti saat jatuh ke tangan orang yang tidak bijak. Sementara kekayaan yang terbatas jika dititipkan kepada orang yang baik maka akan bertambah jumlahnya.

Semua itu sama halnya dengan hidup kita, sebenarnya cukup panjang bagi orang-orang yang dapat menggunakannya dengan benar. Pada intinya kehidupan ini akan selalu memberikan kejutan kepada Anda. Adakalanya manis dan akan Adakalanya pula pahit, namun semua Pilihan ada di tangan kita sendiri. Kita akan memandangnya sebagai musibah atau menerimanya dengan ikhlas dan Melihatnya sebagai tempat yang membuat kita menjadi lebih baik lagi dari setiap pengalaman yang telah kita lewati selama ini.

Lifestyle
Post a Comment
Top comments
Newest first
Table of Contents
Link copied successfully.